Minggu, 20 April 2014

Structuralist for International Trade Nowadays

Jika kita lihat sekarang, banyak sekali perusahaan asing atau MNC yang berasal dari negara maju membuka cabangnya di berbagai belahan dunia termasuk negara berkembang. Seperti Nike, Addidas, Mc'donald dll. Masalah disini adalah terjadinya kesenjengan sosial yang diakibatkan oleh perusahaan-perusahaan asing tersebut. Misalnya seperti di Indonesia, perusahaan Nike mendirikan pabrik disini. mereka memproduksi banyak produk dari buruh Indonesia dan bisa menghasilkan banyak produksi dalam sehari dengan harga setiap produk yang cukup tinggi, tetapi tidak seimbang dengan gaji yang didapat oleh para buruh. Bisa dibilang disini, si kaum buruh dieksploitasi oleh perusahaan asing. Ini menyebabkan terjadinya perbedaan kelas antara kaum borjuis atau pemilik modal dengan kaum proletal atau kaum buruh. Ini adalah gambaran sekilas tentang paham strukturalis.

Strukturalis adalah teori, paham atau ide yang dibentuk dan dibuat oleh Marx dan Lenin. Marx berpendapat bahwa kapitalisme menyebabkan terjadinya perbedaan kelas yang menyebabkan terjadi eksploitasi. Marx hanya melihat sampai batas kapitalisme. Tetapi berbeda dengan Lenin. Lenin melihat bahwa imperiaslisme adalah tahap tertinggi dari kapitalisme. Disini, terjadi eksploitasi antara negara industri dengan negara kolonial. Negara industri yang memiliki perekonomian lebih mengeksploitasi negara kolonial atau negara berkembang. Karena adanya ketergantungan antara negara berkembang terhadap negara maju. paham ini sekarang dinamakan sebagai Neo-imperialisme.

Sudut pandang Marx dalam strukturalis, Marx menawarkan perjuangan kelas, yaitu kaum proletar melawan kaum borjuis. Disini kaum proletar berusaha merubah status ekonomi mereka, karena memang terjadi eksploitasi pekerja, sementara kaum borjuis berusaha mempertahankan status quonya. Jadi, terjadi konflik antar kelas pekerja dengan kelas pemilik modal karena terjadinya eksploitasi pekerja. Tetapi Marx melihat bahwa Kapitalisme ini mengontrol dan mengendalikan negara agar berpihak pada mereka. Jadi bisa dibilang bahwa negara adalah alat bagi kapitalis. Jika kita lihat seperti di Indonesia, banyak buruh yang berunjuk rasa dan meminta pemerintah untuk menaikkan upah minimum bagi kaum buruh. Tapi kita lihat, apa yang dilakukan pemerintah? pemerintah tidak merespon apa-apa. Dari sini sudah terlihat bahwa negara itu memang dikendalikan oleh kaum kapitalis supaya selalu menguntungkan mereka. Selain itu Marx juga melihat terjadinya manipulasi ideologi. Misalnya seperti di kalangan anak muda sudah menjadi tren merk-merk barat seperti Nike, Adiddas, dan Sturbucks. Mereka melihat bahwa merk-merk itu keren dan sangat cocok bagi mereka. Tetapi mereka tidak pernah menyadari, bagaimana buruh yang bekerja untuk perusahaan itu dieksploitasi. Memang brand atau merk itu terlihat keren, tetapi bagaimana dengan nasib buruh yang dieksploitasi? Perusahaan-perusahaan asing menawarkan gaya hidup kepada konsumen, agar terus membeli produk mereka. Ini yang dimaksud Marx dengan manipulasi ideologi.

Seiring berjalannya waktu, paham Strukturalis semakin berkembang, ada 2 teori yang muncul dari paham Strukturalis ini, yaitu Dependence Theory dan Modern World System Theory. Dalam Dependence Theory, negara dibagi menjadi 2, yaitu Core dan Periphery. Core adalah status untuk negara maju dan Periphery adalah untuk negara berkembang. Sesuai dengan namanya Dependence Theory, disini terjadi ketergantungan negara berkembang terhadap negara maju yang memiliki perekonomian lebih baik. Negara berkembang meminta bantuan perekonomian terhadap negara maju asalkan negara maju diberi ijin untuk mengeksploitasi sumber daya negara berkembang. Jadi disini terjadi ketergantungan, negara berkembang terhadap negara maju. Dalam Modern World System Theory, negara dibagi menjadi 3, yaitu Core, Semi periphery dan Periphery. Dalam hal ini terjadi ketidakjelasan pembagian, misalkan Core adalah negara maju, anggota G8, sementara Semiperiphery, adalah bukan negara miskin tetapi bukan juga negara maju, contohnya anggota G20 termasuk Indonesia. Jika Indonesia termasuk Semi periphery, bagaimana dengan Jepang? yang tidak digolongkan juga sebagai negara Core, tetapi jelas lebih maju dari Indonesia. Disini negara Core mengeksploitasi negara Semi periphery dan Periphery, sementara Semi periphery dan Periphery bergantung terhadap negara Core.

Seperti sudah dijelaskan tadi, menurut Lenin tahap tertinggi dari Kapitalisme adalah Imperialisme. Tetapi, Imperialisme sekarang berbeda dengan Imperialisme dulu, sekarang disebut sebagai neo-imperialisme. Sekarang kita lihat, perusahaan asing seperti Mc'donald, memilik perusahaan yang berasal dari Amerika Serikat. Perusahaan utama Mc'donald tetap berada di Amerika Serikat, tetapi mereka membuka jaringan luas hingga ke seluruh negara. Ini yang disebut sebagai neo-imperialisme. Jika dulu imperialisme pelaku ikut ke negara tujuan, tetapi sekarang pelaku tetap di negara asal tetapi mereka melakukan imperialisme melalui jaringan. Itulah yang terjadi sekarang.

Jadi, sudah jelas bahwa sistem perdagangan Internasional sekarang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dalam masyarakat yaitu kaum borjuis dan kaum proletar. Terjadi eksploitasi terhadap pekerja. Tidak usah melihat jauh-jauh di negara lain, negara Indonesia pun terjadi hal semacam itu. Banyak buruh yang hidup miskin, upah sedikit, tetapi pemerintah tidak bisa melakukan apa-apa. Dan ini benar apa yang dikatakan Marx sebagai Capitalist Control Over State. Negara dikendalikan oleh perusahaan asing agar tetap melindungi kepentingan perusahaan asing tersebut. Selain itu kita lihat disekitar kita, banyak sekali brand-brand dari luar yang kita sering lihat, entah itu Nike, Addidas, Sturbucks dan kita bangga menggunakan atau membeli produk itu. Tapi coba kita lihat dibalik itu, bagaimana kaum buruh dieksploitasi. Ini yang terjadi sekarang. Sistem sekarang lebih menguntungkan kepada kaum pemilik modal, pihak yang memilik perekonomian lebih tinggi, entah itu individu ataupun aktor negara. Ini yang ditentang oleh Marx dan Lenin. Dan memang apa yang mereka tentang sudah tidak ada solusi untuk sekarang ini dan kedepannya.


Praditya Dewangga
1701351862
02PD3



1 komentar:

  1. Lucky Club Live Casino Site: Best Sites, Apps & Bonuses
    Lucky Club offers a wide range of luckyclub.live casino games, online slots, and bingo, live roulette, and a variety of different slot games. Sign up and claim your welcome

    BalasHapus