Senin, 31 Maret 2014

Merkantilisme

Merkantilisme adalah sistem ekonomi di mana dalam prakteknya ekspor dalam suatu negara ditingkatkan dan impornya ditekan. Hal ini dilakukan agar lebih banyak pemasukkan ke dalam negara dibandingkan dengan pengeluaran karena untuk mengimpor suatu barang diberlakukan tarif bea cukai yang akan membuat harga barang tersebut lebih tinggi dari harga aslinya. Merkantilisme memang mementingkan banyaknya aset yang ada dalam suatu negara, tapi merkantilisme berbeda dari kapitalisme yang hanya menguntungkan para pemegang modal saja.
Merkantilisme berasal dari kata mercari yang berarti jual beli, sistem ekonomi ini berkembang pada abad 16 hingga abad 18 di Eropa Barat dengan tujuan untuk melindungi kekayaan negara. Merkantilisme digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu: bullionis dan merkantilis murni. Bullionis adalah asal mula dari kelompok merkantilis murni. Kelompok ini dipelopori oleh Gerald Malynes. Perbedaan dari bullionis dan merkantilis murni adalah usahanya untuk mencapai kemakmuran negara.
Sehubungan dengan teori merkantilisme yang menganggap kemakmuran suatu negara ditentukan oleh jumlah logam mulia yang terdapat dalam negara tersebut, bullionis menekan impor dan meningkatkan ekspor agar perekonomiannya dapat berkembang tanpa adanya pengeluaran yang begitu besar. Sedangkan kelompok merkantilis murni mengadakan aspek suku bunga dalam perekonomiannya, serta mengadakan perdagangan internasional.
Merkantilisme pada masa kini terlihat dari dibentuknya kerjasama perdagangan internasional, tapi berdasarkan referensi yang saya ambil dari http://www.sinarharapan.co/index.php/news/read/15248/merkantilisme-obama.html, saat ini merkantilisme cenderung dibentuk bukan untuk saling menguntungkan dan bekerjasama, melainkan konflik antarkepentingan nasional yang bertentangan. Zero sum game diterapkan dalam persaingan ekonomi. Zero sum game adalah keadaan di mana saat suatu negara mendapatkan keuntungan dan negara lainnya mendapatkan kerugian.
Kesimpulannya adalah merkantilisme merupakan sistem ekonomi yang mengedepankan kekayaan negara berupa logam mulia, yaitu emas dan perak. Merkantilisme berbeda dengan kapitalisme dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bullionis dan merkantilis murni. Dikarenakan penerapan zero sum game oleh negara-negara yang menjalin kerjasama ekonomi saat ini, maka kerjasama yang terjalin berubah menjadi pertentangan kepentingan negara.

Athilla Meidictine Johanita

1701350235

Merkantilisme



       Merkantilisme, istilah ini diambil dari kata “mercari” dari bahasa Latin, yang berarti jual beli. Merkantilisme sendiri adalah sebuah sistem ekonomi dimana negara atau pemerintah memiliki wewenang penuh atas perekonomiannya, merkantilisme mengatakan bahwa kesejahteraan suatu negara ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital, seperti mineral berharga, terutama emas, maupun komoditas lainnya yang dimiliki oleh negara. Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, karena itu sistem merkantilisme juga disebut dengan sistem ekonomi proteksi, dengan mendorong eksport dengan cara meperbanyak insentif dan mengurangi import dengan memberikan tarif yang besar sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif. Kemakmuran dan keuntungan besar diperoleh dari perdagangan luar negeri, sehingga merkantilisme sangat mementingkan perdagangan internasional, walaupun terlihat egois karena mementingkan negara sendiri. Ideologi ini sangat kuat pengaruhnya, sehingga pada abad ke-18 berkembang menjadi politik ekonomi di negara-negara Eropa Barat.


Tujuan dari merkantilisme sendiri adalah untuk melindungi perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara masing-masing, dan hanya Negara atau pemerintah yang memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya. Cara yang digunakan dalam rangka memperkaya negara adalah dengan penumpukan logam mulia yaitu emas dan perak, dimana Negara yang memiliki timbunan logam mulia dalam jumlah yang besar merupakan negeri yang kaya, dan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kekuatannya sehingga dapat memperkuat armada perangnya. Merkantilisme juga merupakan sumber dari lahirnya sistem kapitalisme, dan kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan dikalangan negara Eropa, dimana era imperialisme dan kolonialisme Eropa akhirnya dimulai. Daerah jajahan dipaksa untuk menghasilkan bahan mentah untuk keperluan industri, dan dipaksa untuk membeli hasil industri negara induk.

Bahkan ajaran merkantilisme diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode modern, yaitu dari abad 16 sampai abad 18, era dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang dicetuskan oleh Adam Smith dalam bukunya, The Wealth of Nations, dimana sistem ekonomi baru tersebut diadopsi oleh Inggris, yang saat itu adalah negara industri terbesar di dunia.

Pada masa sekarang ini, merkantilisme tidak lagi diukur melalui emas melainkan melalui mata uang suatu negara. Dalam praktek perdagangan bebas yang global sekarang ini, banyak negara yang masih melakukan beberapa aspek dari merkantilisme, walaupun mengakuinya, demi meningkatkan kesejahteraan domestik ketimbang kesejahteraan global. Pada sekarang ini, pengaruh merkantilisme sangatlah terasa bagi negera berkembang, karena merkantilisme adalah penjajahan di bidang ekonomi. Dengan modal yang kuat, negara maju mengeksploitasi negara berkembang dengan mengeruk hasil bumi dan alamnya dengan biaya rendah dan menjualnya dengan harga tinggi, seperti yang sedang terjadi di negara tercinta kita ini.

Referensi : http://books.google.co.id/books?id=9GfAMWD9H7wC&pg=PA11&lpg=PA11&dq=merkantilisme+sekarang+ini&source=bl&ots=XcgLSAJuyQ&sig=WKfhO8qz-JW9gMg7DDvsaVpjsAM&hl=en&sa=X&ei=8W85U4nLJMParAfcr4CoDQ&redir_esc=y#v=onepage&q=merkantilisme%20sekarang%20ini&f=false

Mohammad Adityo Poernomo
1701352474

Minggu, 30 Maret 2014

Mercantilism

        Menurut (www.investopedia.com/terms/m/mercantilism.asp) merkantilisme adalah suatu sistem ekonomi yang digunakan pada abad ke-16 sampai abad ke-18. Tujuan utama sistem ini adalah untuk meningkatkan kekayaan suatu negara dengan memberlakukan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan semua kepentingan komersial suatu bangsa. Sistem ini berpendapat jika kepentingan nasional dapat terpenuhi dengan maksimal jika dengan cara membatasi impor melalui tarif dan memaksimalkan ekspor karena salah satu manfaatnya adalah menaikan devisa negara. Selain itu, pendekatan ini mengasumsikan kekayaan suatu negara terutama logam seperti emas dan perak. Namun, setelah beberapa waktu muncul pertentangan sistem merkantilisme karena ekonomi global akan menjadi stagnan jika setiap negara hanya mementingkan ekspor dan meminimalkan impor dan tentu saja sistem merkantilisme seharusnya tidak dapat dipertahankan. Setelah itu, pada abad ke-19 terjadi laissez faire ekonomi karena terkanan yang terus menerus.

   Tapi, faktanya menurut (www.project-syndicate.org/commetary/the-return-of-mercantilism-by-dani-rodrik) sampai saat ini masih ada negara yang menganut paham merkantilism. Contohnya China, meskipun para pemimpin China tidak akan pernah mengakui hal ini. Dan walaupun pemerintah China telah mendukung dan bersubsidi tidak hanya kepada produsen industri domestik saja dan juga China telah melakukan subsidi ekspor yang mana sebagai syarat dari keanggotaan WTO (World Trade Organization) tetapi masih ada merkantilisme yang melekat pada pemerintahan China dalam mengatur ekonomi negaranya

     Selain itu, menurut Alejandro Riano dari Nottingham University mengakatakan kalau keuntungan China dari seluruh dunia adalah sekitar 1% dari pendapatan global. Dan hal ini karena pemerintah China yang berhasil mempertahankan profit produsen sehingga surplus pedagangan yang cukup besar dan perusahaan-perusahaan  yang berorientasi ekspor terus mendapatkan keuntungan dari berbagai insentif pajak.

         Jadi kesimpulannya, merkantilisme adalah suatu sistem perekonomian yang bisa dibilang lebih mementingkan keuntungan negara penganutnya karena seperti yang dibilang sebelumnya penganut merkantilis membatasi barang-barang dari negara lain untuk beredar di negaranya atau membatasi impor dan memaksimalkan kekayaan negaranya untuk diekspor. Meskipun dapat meningkatkan ekonomi negaranya tetapi jika semua negara menggunakan sistem ini maka perekonomian global akan menjadi tidak seimbang dan masing-masing negara akan terlihat egois. 


SITI AMALIAH
1701352820  

Rabu, 19 Maret 2014

Capitalism

Capitalism generally has two meaning. As modals and as the center of a country (capital city). I am going to explain the first meaning. The capital as modals.
Capital-ism. That is how we separate them from the basic word. Based on http://www.thefreedictionary.com/_/dict.aspx?rd=1&word=ism,  Ism alone means a system of belief accepted as authoritative by some people. So, capitalism means the belief of capital. What does it really mean? Let me explain capitalism to you on the next paragraph.
Capitalism is an economic system, the capital is derived from individuals or private companies and the capitalists do their competition through free trade. Based on this reference about capitalism http://www.referensimakalah.com/2012/08/pengertian-kapitalis-kapitalisme-teori-ekonomi-kapitalis.html, the capitalists have rights to monopolize every production cause it derives from them. Of course this kind of principle could create a social inequality in a country. This economic system is totally favorable for the capitalist or let’s say the bourgeois, but this is not applicable to the proletariat. The proletariat gets poorer and the bourgeois gets richer.
Nevertheless, capitalism is still used by some countries though they don’t admit it. It’s proven by so many private companies holding the important roles in a country. It’s also visible from the social inequality.
The conclusion is the capitalism is not way better than any other economic system. Every economic system has its positive and negative sides. It’s back to ourselves to choose one of the economic system and apply it in our country. Indeed, the capitalism has many advantages and can increase the people’s wealth, but it’s only applicable to the bourgeois.

Athilla Meidictine Johanita

1701350235 
Kapitalisme dan Krisis Ekonomi Global

Apa itu kapitalisme? Kapitalisme bisa dibilang sistem ekonomi yang mana perdagangan, industri dan produksi dipegang oleh satu pihak atau kepemilikian pribadi untuk mencari kekayaan sebesar besarnya dalam pasar ekonomi. Sistem Kapitalisme ini sudah menjalar keberbagai belahan dunia, mempengaruhi setiap sistem perekonomian berbagai negara dan dijalankan oleh pihak swasta. Kapitalisme ini juga merupakan hasil dari globalisasi untuk membentuk suatu perdagangan bebas atau free trade yang mempermuda hubungan dagang antar negara tanpa ada batas-batas seperti tarrif-barriers. Salah satu negara terbesar yang menggunakan sistem ini adalah Amerika Serikat. Amerika Serikat dikenal sebagai negara yang sangat kapitalis yang menyebarkan pahamnya ke penjuru dunia, sehingga banyak munculnya paham-paham yang menentang sistem ini seperti paham Komunisme/Marxisme.

Seperti yang terjadi pada krisis global pada tahun 2008. pada saat itu, perekonomian Amerika Serikat mengalami krisis, baik krisis perbankan, krisis keuangan maupun krisis ekonomi. Pada saat itu banyak perusahaan -perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Banyak perusahaan yang tidak dapat membayar hutang- hutangnya. Akibatnya, banyak orang yang di PHK, harga-harga properti meningkat dan juga menimbulkan efek terhadap bursa saham Wall Street menjadi tidak berdaya. Akibat krisis ini, daya jual beli masyarakat Amerika Serikat menjadi turun, sehingga menurunkan volume import Amerika Serikat yang menyebabkan negara yang menjadi produsen bagi Amerika Serikat merasakan dampaknya. Karena bisa dibilang rakyat Amerika merupakan konsumen dengan daya beli yang tinggi, yang dapat menguntungkan bagi negara pengekspor, seperti Indonesia. Seperti yang dilansir http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=3698, terjadi defisit terhadap Neraca Pembayaran Indonesia sebesar US$ 2,2 Milliar pada saat krisis tahun 2008, Selain itu kurs rupiah juga mengalami pelemahan yang cukup tajam. Krisis yang dirasakan Amerika Serikat ikut berdampak bagi negara lainnya bisa dikatakan juga bahwa pusat keuangan dunia berada di AS khususnya Wall street yang dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang yang berlaku di seluruh dunia.

Sistem Kapitalisme ini sebetulnya lebih berdampak negatif kepada penduduk dunia daripada postifnya. Karena sistem kapitalisme ini hanya menguntungkan satu pihak yang mengumpulkan keuntungan sebesar-besarnya seperti perusahaan-perusahaan swasta. Mereka memperkerjakan tenaga kerja dengan upah yang tidak seberapa dibandingkan dengan keuntungan yang mereka dapat. Makanya bisa dibilang sistem ini menyebabkan "yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin".  Mereka tidak mempedulikan kesajahteraan orang lain, mereka hanya mempedulikan uang yang mereka kumpulkan sebanyak-banyaknya. Seperti yang terjadi di Amerika Serikat maupun banyak di negara kapitalis lain. Pemecatan tenaga kerja, penyitaan rumah akibat tidak dapat membayar hutang bank, maupun tindakan - tindakan lain yang hanya menguntungkan satu pihak atau pemilik modal.

Jadi, Sistem ini adalah sistem yang benar-benar menciptakan kesenjangan sosial. Menurut saya, negara harus bisa ikut campur dalam berjalannya sistem perekonomian untuk mengatur supaya tidak terjadinya suatu tindakan monopoli perdagangan yang benar-benar tidak menciptakan kesejahteraan rakyat. Karena memang Kapitalisme membuat peran negara sedikit dalam ikut campur di roda perekonomian. Sehingga pihak yang memiliki modal lah yang pasti dapat berkuasa.


Praditya Dewangga
1701351862
02PD3

Selasa, 18 Maret 2014

My Opinion About Capitalism

     Pada dasarnya sistem kapitalisme sendiri itu adalah sistem ekonomi yang didasari oleh kebutuhan atau kepentingan pribadi yang tujuannya untuk menguntungkan diri sendiri atau keuntungan pribadi. Sistem ini tidak mengutamakan kesejahteraan sosial atau bersama melainkan mengutamakan kesejahteraan individu. Dasar dari sistem kapitalisme adalah dari Liberalisme yang menjunjung tinggi kebebasan individu, kebebasan hak milik, kebebasan berpendapat, dan sebagainya. (http://www.fimadani.com/sistem-ekonomi-kapitalis/)

    Dalam sistem kapitalisme keuntungan yang didapat bisa sangat besar selain itu juga sistem ini dibebaskan dari campur tangan pemerintah, setiap individu pemilik modal bisa bebas ingin memilih pekerjaan dan usaha yang akan mereka jalankan, tetapi tetap saja kapitalisme mempunyai sisi negatif nya misalnya kesejahteraan yang hanya dirasakan oleh kaum pemilik modal yang menciptakan kelas-kelas ekonomi yang tidak merata. Contoh negara yang menggunakan sistem ekonomi kapitalis adalah Amerika Serikat, meskipun Amerika Serikat sendiri mengaku penganut ekonomi campuran yaitu kapitalis dan sosialis tetapi dalam prakteknyan Amerika Serikat lebih condong ke arah sistem kapitalis.  

     Saya sendiri sebenarnya mendukung sistem kapitalis ini dimana kita bisa menentukan apa yang ingin kita kerjakan atau lakukan dengan modal kita sendiri tanpa campur tangan dari pemerintah. Tapi melihat efek negatifnya seperti adanya perbedaan kelas dalam ekonomi, munculnya kalimat yang menyatakan "yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin" membuat saya menjadi kurang setuju dengan sistem kapitalis ini karena jika yang miskin semakin miskin maka dengan begitu akan bertambah pengagguran dan juga memungkinkan untuk meningkatkan kriminalitas karena hidupnya tidak sejahtera. Dan untuk yang kaya semakin kaya rasanya tidak adil kalau misalnya kita sudah bisa mencukupi bahkan lebih dari mencukupi kehidupan kita sedangkan disana masih ada orang-orang yang miskin. Hal ini juga akan mempengaruhi ekonomi negara juga, bukannya semakin maju tetapi malah diam ditempat karena dana yang dikeluarkan untuk subsidi orang-orang miskin yang semakin miskin karena diterapkannya sistem ini.

     Jadi, kesimpulannya adalah saya kurang setuju dengan sistem kapitalis karena bukannya mensejahterakan bersama tetapi hanya mensejahterakan pribadi. Karena hal ini sama sekali tidak mendukung majunya perekonomian di negara tersebut. Tetapi, tergantung masing-masing manusia juga bisa bertahan dalam sistem kapitalis ini atau tidak.

SITI AMALIAH
1701352820
02PD3

Capitalism



            Kapitalisme, yang prakteknya merupakan bagian dari gerakan liberalisme, yang mulai muncul setelah tercapainya perjanjian “Westphalia”, atau setelah selesainya perang yang lama terjadi di Eropa. Kapitalisme sendiri adalah suatu paham atau sistem ekonomi yang dimana pemilik modal dapat melakukan usaha apapun untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperdulikan hal lain, sehingga perdagangan, industri maupun produksi dapat dikuasai oleh satu pihak. Demi prinsip tersebut, pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dapat dilakukan secara besar-besaran demi keuntungan dan kepentingan-kepentingan pribadi. Sistem ini tidak mengutamakan kesejahteraan sosial melainkan mengutamakan kesejahteraan sang pemilik modal. Sistem kapitalisme ini sudah menjalar keberbagai belahan dunia, mempengaruhi setiap sistem perekonomian berbagai negara. Kapitalisme di berbagai negara juga merupakan hasil dari globalisasi, yang bertujuan untuk membentuk suatu perdagangan bebas. Negara terbesar yang menggunakan sistem ini adalah Amerika Serikat, dimana Amerika Serikat dikenal sebagai negara yang menyebarkan kapitalisme ke seluruh dunia.

            Menurut sumber yang saya dapat, http://www.referensimakalah.com/2013/01/sejarah-kapitalisme.html, mengatakan bahwa kapitalisme dibangun diatas filsafat ekonomi klasik yang diprakarsai Adam Smith, seluruh filsafat klasik dibangun atas dasar liberalisme, karena mereka percaya pada kebebasan individu, kepemilikan pribadi, inisiatif individu, serta usaha swasta. Revolusi industri adalah puncak dari kapitalisme dari fase sebelumnya yaitu feodal dan kepemilikan tanah. Marxisme mengidentifikasi evolusi kapitalisme menjadi tiga yaitu kapitalisme dagang, kapitalisme industrial, dan negara kapitalis. Karl Marx adalah orang yang sangat menentang kapitalisme, karena menurutnya kapitalisme membuat orang kaya  semakin kaya dan yang miskin semakin miskin, kapitalisme juga menguras habis tenaga para Sumber Daya Manusianya dan menguras habis persediaan Sumber Daya Alamnya.

            Indonesiapun menjadi sasaran empuk para kapitalis, dengan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusianya yang berlimpah sekaligus murah, para kapitalis tak perlu berfikir panjang untuk menaruh modalnya dan menjalankan industrinya Indonesia. Banyak kita lihat hidup dan nasib para buruh di Indonesia yang sangat menyedihkan, tenaga dan waktu yang mereka korbankan tidak sebanding dengan apa yang sudah mereka kobankan. Para buruh bekerja layaknya budak, dan tidak sedikit para buruh yang menerima pelecehan seksual pada saat bekerja, dan pemerintah hanya diam, seakan tidak mendengar derita para buruh. Karena banyaknya para kapitalis dari luar negeri yang memiliki pabrik atau perindustrian disini, terutama orang Amerika, tidak heran pada saat terjadi krisis global Indonesia juga terkena dampaknya. Dan yang paling merasakannya adalah para buruh, mereka terkena PHK sehingga banyak para buruh yang menganggur, semua barang menjadi mahal, dan banyak para pemain saham atau orang memiliki saham menjadi miskin.

            Menurut saya memang kapitalisme itu memiliki dampak positif, tapi hanya untuk para orang kaya, para pemilik modal, para borjuis, selain itu, kapitalisme hanyalah dampak negatif. Kapitalisme secara terang-terangan membuat jurang besar antara si kaya dan si miskin, dan antara negara berkembang dan negara maju, seakan membuat negara berkembang sangat bergantung dengan negara maju, dimana negara berkembang tidak akan pernah bisa menjadi negara maju. Pemerintah harusnya berani untuk ikut campur dalam permasalahan ini, dan jika memang kita memiliki modal atau pabrik dan perindustrian, kita haruslah memikirkan para buruh atau pekerja, karena mereka juga memiliki rasa.

                Mohammad Adityo Poernomo
                1701352474

Selasa, 11 Maret 2014

The Golden Age

I bet some of you have already known about the Golden Age. Don’t worry if you haven’t known about it, yet cause I will explain it to you. But, let’s play guessing game first. Start with the meaning of “Golden”. What do you think is the meaning of golden as it written on the title? Is it about the age when the people lived in prosperity? Or maybe it literally means golden? Actually, both are right.
This time, I am going to explain the second one only. The Golden Age lasted for 18 years before its collapse in 1920s. Gold was used for the transactions. Even it was not only gold which was used in the golden age (silver was also used in that time), gold is still the main idea of it.
There was a system called gold standard. According to http://www.investopedia.com/terms/g/goldstandard.asp, the gold standard is a regulation about the fixed gold amounts. With this regulation, the exchange rate between two currencies will have the same value. Fixed amount means the gold’s value has already been fixed and it has the same value in every country. For example, if you change a gold into a dollar, it will cost $20. It also valid for vice versa. The gold standard was used from 1875 to 1914, also during the interwar years (1919-1938).
We all know that we’re not using gold anymore for transaction. The gold is only used for jewelry and such of that. We are now using money, I mean banknote. How could it be collapsed? Despite its advantage on the inflation case, gold is very expensive for transaction. The value of goods and the gold is not the same anymore. The value of gold is increasing each day while the  goods’ is decreasing. Then, we have to find a material which is cheaper than gold. That’s why we use paper nowadays as our brand new basic material of money for our daily transactions.
The conclusion is we are now vulnerable to inflation. The exchange rate between currencies is not the same anymore. World economy is now held by US, that’s why every currencies have to compare their exchange rates to dollar. Even Europe, the old leader of world economy, has to accept the impact. World economy become unstable and unpredictable. 
This is the end of my explanation. I hope it could help you to understand more about the golden age. It’s nice to help people while I’m doing my assignment. JJJ

Athilla Meidictine Johanita

1701350235
GOLDEN AGE'S IMPACTS

      Disebut golden age karena mata uang yang dipakai pada saat itu (sekitar tahun 1896-1914) mata uangnya dipengaruhi oleh emas atau bisa disebut gold standard. Gold standard sendiri adalah suatu sistem dimana hampir semua negara menetapkan nilai mata uang mereka dalam jumlah tertentu dengan emas. Mata uang domestik dikonversi sesuai dengan emas pada harga yang tetap. (https://www.gold.org/history-and-facts/gold-money )

      Ada 3 jenis gold standard, yang pertama yaitu "gold spiece" adalah dimana koin emas ikut beredar dengan koin-koin logam lainnya tetapi tentu saja koin emas mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada koin logam yang beredar pada saat itu. Yang kedua yaitu "gold exchange", sistem ini tidak melibatkan koin emas yang bersikulasi tetapi tujuan utama dari sistem ini adalah pemerintah menjammin nilai tukar uang dengan negara lain yang juga menggunakan gold standard baik itu spiece atau bullion adalah tetap dan hal ini juga menyebabkan de facto gold standard. Yang terakhir adalah "gold bullion standard", sistem ini juga tidak melibatkan koin emas yang beredar, tetapi pihak yang berwenang menyetujui untuk menjual emas batangan dalam permintaan pada harga yang tetap dalam pertukaran mata uang.

      Pada akhir tahun 1913, gold standard mencapai puncaknya tetapi perang dunia 1 menyebabkan banyak negara untuk membuat keputusan apakah akan melanjutkan menggunakan gold standard atau meninggalkannya. Pada saat perang dunia 1 emas tidak lagi berperan seperti sebelumnya, dalam membiayai perang dan meninggalkan emas banyak negara yang mengalami inflasi secara drastis. Harga menjadi 2x lipat di Amerika Serikat dan Inggris, 3x lipat di Prancis, dan 4x lipat di Italia. Setelah inggris kembali menggunakan gold standard, banyak negara-negara yang mengikuti. Hal ini menyebabkan stabilitas dalam ekonomi diikuti dengan deflasi. Oleh karena itu emas menjadi elemen penting dalam peembayaran keuangan internasional. Hal ini juga memperngaruhi Jepang untuk menggunakan gold standard agar bisa mendapatkan akses mudah ke dalam pasar Barat. Tetapi, pada saat ekonomi di Europe dan lain-lain sedang tumbuh, di Amerika Serikat sedang mengalami great depression.

      Jadi, kesimpulannya adalah dampak dari gold standard yang dialami oleh berbagai negara adalah bervariasi tidak selalu bagus walaupun keliatannya dengan menggunakan emas berarti menggunakan standar yang tetap dan stabil bisa membawa ekonomi suatu negara menjadi stabil juga. Walaupun negara-negara Eropa sempat berjaya saat menggunakan gold standard tapi akhirnya gold standard runtuh juga. Buktinya saat ini negara-negara Eropa sudah tidak lagi menggunakan gold standard. Karena memang sesuatu mempunyai kelebihan dan kekurangan.



SITI AMLIAH
 1701352820
02PD3 
   
      

Golden Age dan Perekonomian Dunia


Golden Age dan Perekonomian Dunia

Apa itu Golden Age? Golden Age terjadi sekitar tahun 1896 sampai 1914, sebelum pecahnya perang dunia pertama. Pada masa ini, emas dijadikan sebagai transaksi atau mata uang internasional. Nilai emas selalu tetap, tidak berubah-rubah seperti sekarang, Perekonomian benar-benar berjalan stabil, peran pemerintah tidak banyak dalam perekonomian. Ini disebut sebagai Gold Standard. Menurut http://www.econlib.org/library/Enc/GoldStandard.html, The gold standard was a commitment by participating countries to fix the prices of their domestic currencies in terms of a specified amount of gold. National money and other forms of money (bank deposits and notes) were freely converted into gold at the fixed price. Yang pertama kali menjalankan sistem ini adalah Inggris, dan sistem ini disebut sebagai awal dari era ekonomi Liberalisme. Tetapi pasca pecahnya perang dunia pertama, perekonomian dunia menjadi hancur. Inggris, yang menjadi aktor utama perekonomian dunia pada saat itu, mengalami kehancuran perekonomian akibat perang. Akibatnya, pengaruh Inggris di level perekonomian Internasional menjadi berkurang ataupun hilang. Kejadian ini disebut sebagai Great Depression.

Lalu pada saat terjadi Great Depression, AS lebih fokus menjalankan roda perekonomian lebih ke arah domestik untuk memperbaiki keadaan perekonomian dalam negeri. Saat meletusnya perang dunia kedua pada tahun 1942, AS mulai masuk dan ikut campur ke dalam perang dunia ke 2, yang pada saat sebelumnya AS lebih memilih fokus untuk memperbaiki perekonomian di negerinya. Terbukti, pada perang dunia ke 2 AS dan sekutu-sekutunya mengalami kemenangan dan banyak negara-negara di Eropa mengalami keruntuhan perekonomian. Pada masa ini, AS memberlakukan kebijkan Marshall Plan. AS memberikan pinjaman kepada setidaknya 16 negara Eropa untuk memperbaiki perekonomian mereka, dalam hal ini AS juga berusaha untuk menaruh pengaruh yang besar kepada negara-negara di Eropa. Lalu mulai, AS memberlakukan Bretton Woods System.

Bretton Woods System ini menandakan dibentuknya organisasi-organisasi dunia seperti WTO (World Trade Organisazation), IMF (International Monetary Fund) dan juga World Bank. Sistem ini memberlakukan dollar AS sebagai nilai tukar internasional. Ini adalah awal mula kejayaan bagi Kapitalisme dan juga tentunya AS. Organisasi ini memberikan pengaruh yang besar terhadap berjalannya roda perekonomian dunia dari pertama dibentuk hingga sekarang. Seperti World Bank yang memberikan pinjaman uang kepada negara-negara berkembang, begitu juga dengan WTO yang dapat memberikan sanksi kepada negara-negara yang menolak menjalankan peraturan ataupun keputusan yang sudah dibuat oleh WTO. Bretton Woods sendiri runtuh pada tahun 1971. Lalu pada 1973, perekonomian dunia membiarkan nilai tukar mengambang terhadap dolar AS. Itu adalah transisi yang sulit, ditandai dengan jatuhnya harga saham, melonjaknya harga minyak, kegagalan bank dan inflasi.

Jadi, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa dari masa Golden Age hingga sekarang terjadi perubahan terhadap nilai tukar yang tadinya emas sebagai nilai tukar utama, sekarang dollar AS menjadi patokan nilai tukar. Lalu bagaimana dengan keadaan perekonomian sekarang? Akibat dampak dari Globalisasi, persaingan perekonomian sekarang semakin bebas dan kompetitif. Sistem perekonomian dunia sekarang sangat kapitalis dan liberalis. Aktor seperti MNC ikut mendominasi sekarang tidak hanya negara. Tetapi, negara harus berhati-hati dalam menyikapi hal ini, khususnya negara berkembang. Mereka juga harus bisa mendongkrak dan mengembangkan pasar domestik, jangan hanya tergantung pada pihak asing, jika ingin produk dalam negeri berkembang. Walaupun dengan adanya investor asing, dapat membantu mendongkrak perekonomian suatu negara.


Praditya Dewangga
1701351862
02PD3





The Golden Age




            Golden age, atau masa ke emasan, yang terjadi di tahun 1896 sampai dengan 1914, kenapa disebut dengan golden age ? Karena pada zaman itu, emas menjadi barang untuk transaksi, tolak ukur mata uang, dan bahkan mata uang internasional, sehingga disebut “Gold Standart”. Pada zaman itu harga emas selalu tetap dan stabil, dan tidak terlalu banyak campur tangan dari pihak pemerintah. Golden age berawal dari negara Inggris dan terjadi di hampir seluruh daerah Eropa, dan system ini juga sering dikatakan sebagai permulaan dari era liberalism. Golden age berakhir dengan ditandainya perang dunia pertama, yang membuat banyak negara memilih untuk mengentikan dan meninggalkan sistem “Gold Standart” karena pembiayaan perang. Juga disebabkan banyaknya negara yang perekonomiannya hancur karena perang dunia pertama, atau biasa disebut dengan istilah “Great Depression”. Menurut sumber, http://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/Gold_standard.html, terdapat 3 jenis gold standart, yaitu :

1.      “The gold specie standard” atau standar mata uang logam, adalah sistem dimana unit moneter berhubungan dengan sirkulasi koin emas, dimana koin-koin lain juga beredar, dan  koin emas menjadi patokan karena nilainya yang lebih tinggi dibandingkan dengan koin-koin yang lain.

2.      “The gold exchange standard” atau standar pertukaran emas, biasanya hanya melibatkan sirkulasi koin yang terbuat dari perak atau logam lainnya, tetapi pemerintah menjammin nilai tukar uang dengan negara lain yang juga menggunakan gold. Hal ini menciptakan standar emas secara de facto, bahwa nilai dari koin perak memiliki nilai eksternal tetap dalam hal emas yang independen dari nilai perak yang melekat.

3.      “The gold bullion standard” atau standar emas batangan, adalah suatu sistem di mana koin emas tidak beredar, tetapi pihak berwenang telah sepakat untuk menjual emas batangan pada harga tetap dalam pertukaran untuk mata uang yang beredar ataupun sebaliknya.

Tapi semua hal yang memiliki dampak positif pasti juga memiliki dampak negatif, dan dampak negatif dari “Golden Age” adalah pengeksploitasian sumber daya alam dalam pertambangan secara besar-besaran yang merusak bumi untuk mencari emas yang akan digunakan sebagai mata uang. Meskipun sisa-sisa terakhir dari standar emas menghilang pada tahun 1971, daya tariknya masih kuat. Mereka yang menentang memberikan kekuasaan diskresi kepada “Central Bank” tertarik dengan kesederhanaan aturan dasar. Lainnya melihatnya sebagai jangkar yang efektif untuk tingkat harga dunia. Yang lain masih melihat kembali akan masa Golden Age dan kerinduan terhadap ketetapan nilai tukar. Meskipun daya tariknya kuat, tetapi banyak kondisi yang membuat standar emas begitu secara sukses lenyap pada tahun 1914.

Dan pada saat great depression, dimana perekonomian Inggris runtuh, Amerika secara fokus memperbaiki perekonomian domestiknya dan pada akhirnya ikut serta dalam perang dunia kedua bersama dengan para sekutunya, yang dimana mereka behasil memenangkan perang dan Amerika melakukan banyak kebijakan seperti “Marshal Plan” dan melakukan system “Bretton Woods” walau pada akhirnya system inipun runtuh, dan berganti posisi dimana dulu patokan mata uang adalah emas, menjadi mata uang Amerika Serikat, U.S. dollar.

Kesimpulannya adalah, penting untuk menyadari bahwa pemerintah tidak mungkin untuk membuat atau mempertahankan standar emas, stabilitas harga secara jangka panjang, kestabilan mata uang, dan kebijakan ekonomi mereka.

Mohammad Adityo Poernomo
1701352474

Selasa, 04 Maret 2014

Globalisasi




            Globalisasi, pasti semua orang pernah mendengarnya, lalu apa itu globalisasi ? Dari sumber yang saya dapat, http://www.sabenggo.com/2014/01/globalisasi.html,  istilah globalisasi berasal dari bahasa Ingris yakni "Globe" yang berarti bola dunia. Jadi, globalisasi bisa ditafsirkan sebagai proses dimana semua peristiwa dan semua aktivitas baik ekonomi, politik, dan budaya yang terjadi disatu negara atau sekumpulan negara dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Seorang ahli bernama R. Robertson mengatakan bahwa globalisasi adalah proses mengecilnya dunia dan meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai satu kesatuan, saling ketergantungan dan kesadaran global akan dunia yang menyatu. Ahli lain bernama Martin Albrow mengatakan globalisasi menyangkut seluruh proses di mana penduduk dunia terhubung kedalam komunitas dunia yang tunggal, komunitas global.

            Globalisasi bermula atau penggerak globalisasi adalah karena penemuan penemuan akan teknologi teknologi transportasi dan komunikasi informasi. Bagaimana kita dapat tahu perang yang sedang terjadi di Suriah, bencana bencana yang terjadi di luar negeri, dengan mudahnya kita berhubungan dengan orang yang berjarak sangat jauh dengan kita bahkan terkadang yang berbeda negara, begitu banyak turis-turis dan orang-orang Indonesia yang berlibur atau bekerja di luar negeri, itu semua adalah pengaruh globalisasi.

Tapi, dimana ada sisi positif pasti ada sisi negatifnya, seperti dimana ada yang pro pasti ada yang kontra. Negara kita adalah negara yang sudah berada dalam proses globalisasi untuk waktu yang sangat lama, semua benda yang kita pakai, kita gunakan sehari-hari, atau bahkan hanya barang yang berupa pajangan atau penghias rumah, banyak yang di impor dari negara lain, barang-barang yang di impor dari negara lain memiliki kualitas yang bagus bahkan terkadang dengan harga murah. Inilah yang kadang menyebabkan produk lokal kalah bersaing dengan produk luar, dan tidak berkembanya produk dalam negeri. Dan banyak anak-anak muda yang mengikuti hal-hal buruk atau gaya orang-orang barat yang dimana kita anggap tidak baik dan bahkan sampai pada taraf dilarang dan dibenci. Dan kita tidak akan pernah dapat lepas dari yang namanya globalisasi.

Dan dari semua hal yang terjadi dalam proses globalisasi, hal yang paling penting adalah ekonomi, sehingga terciptalah ekonomi global. Mata uang kita yang terpatok dengan mata uang negara lain, penanaman modal negara lain di negara kita, dan begitu banyak pabrik-pabrik luar negeri yang beroperasi di Indonesia ini. Ekonomi global membuat negara satu dengan yang lainnya terikat, baik secara positif maupun negative, seperti layaknya pertukaran sumber daya ataupun krisis ekonomi dunia. Dimana banyak pakar yang mengatakan bahwa globalisasi membuat yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin, lalu mana yang lebih menonjol ? Dampak positif dari globalisasi atau dampak negatifnya ?

Mohammad Adityo Poernomo
1701352474