Teori perdagangan
internasional adalah teori yang diciptakan oleh Bertil Ohlin dan Eli Heckscher,
ekonom yang berasal dari Swedia, teori ini pertama kali muncul di dalam buku
Bertil Ohlin yang bejudul “Inter regional
and International Trade”. Eli Heckscher sebenarnya adalah guru dari
Bertil Ohlin yang dimana teori-teorinya berdasarkan dari tulisan-tulisan
gurunya, hingga kini, teorinya dikenal dengan istilah teori Heckscher-Ohlin
atau disingkat dengan Teori H-O. Teori H-O muncul karena adanya kelemahan
dari teori klasik yang diciptakan oleh David Ricardo, yaitu Comparative Advantage.
Comparative Advantage sendiri menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat
terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor antar negara. Namun
teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan
produktivitas tersebut. Teori H-O pun muncul dan memberikan penjelasan mengenai
penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut, yaitu karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki atau endowment masing-masing negara, sehingga menyebabkan terjadinya
perbedaan harga barang yang telah dihasilkan. Oleh karena itu juga teori modern
H-O disebut juga sebagai ‘The Proportional Factor Theory”. Dalam
analisisnya, teori H-O menggunakan dua kurva.
Isoquant
Yang
dimaksud dengan isoquant adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan
titik-titik yang menunjukan kombinasi dua factor produksi guna menghasilkan
tingkat produksi yang sama. Kurva isoquant memiliki cirri-ciri sama dengan
kurva indefferensi dalam teori prilaku konsumen.
Isocost
Isocost
adalah kurva yang menunjukan kedudukan dari titik-titik yang menunjukan
kombinasi factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran
tertentu. Kombiniasi pengunaan Ciri-ciri kurva isocost sama dengan budget line
atau kurva garis anggaran dalam teori prilaku konsumen.
Siklus
hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang
dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk
juga memiliki siklus atau daur hidup. Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur
hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :
1. Tahap perkenalan (introduction).
Pada
tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume
penjualannya belum tinggi. Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya
ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang
dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual.
2. Tahap
pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity).
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru.
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
A. Memperbarui
barang (dalam arti fungsinya).
B. Meninjau
kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksinya agar
lebih efisien.
C. Menghilangkan
ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
D. Menghilangkan
sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
E. Meninggalkan
sama sekali barang tersebut.
Mohammad Adityo Purnomo
1701352474
http://eprints.undip.ac.id/789/1/Model_Perdagangan_HO_Darwanto.pdf
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/siklus-hidup-produk-product-life-cycle_28.html
Mohammad Adityo Purnomo
1701352474
http://eprints.undip.ac.id/789/1/Model_Perdagangan_HO_Darwanto.pdf
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/siklus-hidup-produk-product-life-cycle_28.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar