Selasa, 13 Mei 2014

Teori H-O & Life Cycle



Teori perdagangan internasional adalah teori yang diciptakan oleh Bertil Ohlin dan Eli Heckscher, ekonom yang berasal dari Swedia, teori ini pertama kali muncul di dalam buku Bertil Ohlin yang bejudul “Inter regional and International Trade”.  Eli Heckscher sebenarnya adalah guru dari Bertil  Ohlin yang dimana teori-teorinya berdasarkan dari tulisan-tulisan gurunya, hingga kini, teorinya dikenal dengan istilah teori Heckscher-Ohlin atau disingkat dengan  Teori H-O. Teori H-O muncul karena adanya kelemahan dari teori klasik yang diciptakan oleh David Ricardo, yaitu Comparative Advantage. Comparative Advantage sendiri menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor antar negara. Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut. Teori H-O pun muncul dan memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut, yaitu karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki atau endowment masing-masing negara, sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang telah dihasilkan. Oleh karena itu juga teori modern H-O disebut juga sebagai ‘The Proportional Factor Theory”. Dalam analisisnya, teori H-O menggunakan dua kurva. 

Isoquant

Yang dimaksud dengan isoquant adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang menunjukan kombinasi dua factor produksi guna menghasilkan tingkat produksi yang sama. Kurva isoquant memiliki cirri-ciri sama dengan kurva indefferensi dalam teori prilaku konsumen.

Isocost

Isocost adalah kurva yang menunjukan kedudukan dari titik-titik yang menunjukan kombinasi factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Kombiniasi pengunaan Ciri-ciri kurva isocost sama dengan budget line atau kurva garis anggaran dalam teori prilaku konsumen.
 
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :

1. Tahap perkenalan (introduction).

Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual.

2. Tahap pertumbuhan (growth).

            Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya.

3. Tahap kedewasaan (maturity)
.

            Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru.

4. Tahap kemunduran (decline)

            Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
A.    Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
B.  Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksinya agar lebih efisien.
C.     Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
D.    Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
E.     Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

Mohammad Adityo Purnomo
1701352474 

http://eprints.undip.ac.id/789/1/Model_Perdagangan_HO_Darwanto.pdf
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/siklus-hidup-produk-product-life-cycle_28.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar